Rabu, 18 November 2009

BAB IV - LEMBAGA

LEMBAGA

Lembaga adalah sekumpulan aset-manusia, keuangan dan lainnya- yang digabung untuk melakukan segala kegiatan seperti pemberian kredit dan menghimpun simpanan sepanjang waktu. Satu kegiatan yang hanya berlangsung satu kali seperti “proyek” bukanlah lembaga. Jadi, berdasarkan sifat, lembaga mempunyai fungsi dan kekekalan tertentu.

Lembaga yang baik mempunyai 3 sifat :

  1. Lembaga itu menyediakan jasa untuk kelompok sasaran yang relevan.

· Pelayanan layak

· Cakupan pelayanan

· Harga

  1. Kegiatan dan pelayanan yang ditawarkan oleh lembaga tidak saja dituntut namun juga mempunyai dampat positif pada kehidupan para nasabah.
  2. Lembaga itu kuat, sehat secara keuangan dan mantap.

Tambahan pula, suatu lembaga yang berkelanjutan harus bisa mempertahankan atau memperluas skala operasionalnya. Ini penting karena 2 alasan :

1. bahwa suatu lembaga yang sedang tumbuh dapat memenuhi permintaan para pelanggannya.

2. bahwa banyak lembaga keuangan yang melayani para pelanggan miskin adalah sedemikian kecilnya sehingga biaya satuan operasional mereka terlampau tinggi.

JENIS-JENIS LEMBAGA

  • Lembaga formal : sebagai lembaga yang tunduk kepada tidak hanya peraturan perundang-undangan umum tetapi juga peraturan dan pengawasan perbankan khusus.

  • Lembaga semi formal : lembaga yang formal dalam hal telah terdaftar sebagai kesatuan yang tunduk kepada seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan termasuk undang-undangn perdagangan, namun bersifat non-formal sepanjang keberadaan lembaga itu dengan beberapa pengecualian, seperti tidak tunduk kepada peraturan dan pengawasan bank.

  • Penyedia non-formal (umunya tidak disebut lembaga) : kesatuan yang tidak tunduk kepada undang-undang perbankan khusus maupun undang-undang perdagangan umum, dan yang kegiatan operasionalnya juga non-formal sehingga perselisihan yang timbul dari hubungan dengannya sering kali tidak dapat diselesaikan secara hukum.

LEMBAGA KEUANGAN FORMAL

Berikut ini adalah sebagian besar sifat khas lembaga keuangan formal :

· Bank Pembangunan Umum

· Bank Pembangunan Swasta

· Bank Tabungan Dan Bank Tabungan Pos

· Bank Umum

LEMBAGA KEUANGAN NON-FORMAL

Berikut ini adalah sebagian besar sifat khas lembaga keuangan non- formal :

· Koperasi Keuangan

· LSM Keuangan

LEMBAGA APEX

Suatu lembaga apex bertindak sebagai lembaga induk yang telah sah terdaftar yang menyediakan jasa atau layanan keuangan, manajemen, dan jasa atau layanan lainnya untuk sejumlah LKM. Pengalaman lembaga apex bermacam-macam. Lembaga apex yang memusatkan perhatian pada penyediaan dana untuk LKM kecil, sering kali dengan suku bunga subsidi, telah menghadapi kemampuan eceran yang terbatas untuk menyerap dana tersebut.

Mengakses pasar modal

LKM dapat mengakses modal baru dengan berbagai cara, termasuk :

1. Utang yang diakses melalui dana garansi, pinjaman, dan pengarahan tabungan

2. Modal

3. Dana investasi modal

4. Reksadan tanggung jawab sosial

5. Sekuritisasi portofolio kredit

Akses modal

Pasar modal juga dapat diakses dengan menjual saham kepemilikan (modal) dari LKM. Untuk meningkatkan kemungkinan hal ini lembaga harus menjadi perantara keuangan formal dengan para pemegang saham.

Dana Investasi Modal

Dana investasi modal menyediakan modal dan modal sementara (pinjaman subordinasi), untuk organisasi yang terpilih.

Profund adalah salah satu dana investasi seperti itu dengan maksud tunggal dan expansi LKM di Amerika Latin

Rekana dana Tanggung jawab sosial

Ada dua macam reksadana tanggung jawab sosial yaitu dana saingan dan dana keuntungan saham. Dengan reksadana saingan para manajer menyaring sejumlah perusahaan demi criteria sosial. Laba dibayarkan kepada para pemegang saham yang memilih untuk menginvestasikan dana ini karena mereka ingin mendukung perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial.

Sekuritisasi

Sekuritisasi menghubungkan lembaga keuangan mikro dan pasar modal yang menerbitkan surat hutang koorporasi yang didukung oleh porto folio LKM.

Tujuan sekuritisasi adalah untuk meningkat ketersedian dana dan, pada waktu yang sama, mengurangi biaya dana.

Karena baik utang maupun modal adalah kemampuan untuk menerima resiko keuangan, maka factor fundamental yang menetukan keberlanjutan akses atas pasar modal adalah kepercayaan kepada lembaga sebagaimana dirasakan oleh para investor.

Senin, 02 November 2009

PRODUK DAN JASA

Sebagian besar LKM menyediakan semacam intermediasi sosial terutama sekali jika mereka bekerja sama dengan kelompok. LKM dapat menawarkan bermacam-macam produk dan jasa bagi para pelanggan mereka. Yang paling penting dalah jasa keuangan. Namum demikian, oleh karena sifat pelanggan sasaran LKM wanita dan pria miskin tanpa aset yang dapat diraih, yang sering kali tinggal di daerah terpencil dan besar kemungkinan buta huruf LKM tidak dapat beroperasi seperti kebanyakan lembaga keuangan yang formal. Intermediasi finansial biasa, pada umumnya tidak cukup membantu mereka untuk mengambil bagian, dan karena itu LKM perlu menciptakan mekanisme yang dapat menjembatani kesenjangan yang tercipta oleh kemiskinan, buta huruf, jenis kelamin dan keadaan terpencil. Lembaga-lembaga setempat harus dibangun dan dipelihara, dan keterampilan dan kepercayaan pelanggan baru harus dikembangkan.


Kerangka Kerja Sistem

Pendekatan sistem memungkinkan kita melihat masing- masing lembaga yang terlibat dalam proses intermediasi sebagai tempat berkelanjutan yang tersendiri ketika kita sedang menilai kelangsungan hidup komersial dari seluruh sistem. Bilamana berkenaan dengan menutup biaya penyediaan jasa didalam kerangka kerja sistem, masing-masing lembaga mungkin memiliki perspektif berbeda. Untuk lembaga keuangan formal dan organisasi ke anggotaan maka keuangan berkelanjutan adalah tujuan yang sangat penting. Meskipun diharapkan berjalan secara efisien dan mampu menutup biaya mereka sebanyak mungkin. LSM tidak diharapkan menghasilkan laba. Secara kas mereka bekerja untuk menyampaikan jasa keuangan kepada suatu kelompok sasaran yang sebelumnya gagal dipenuhi oleh “pasar”

Didalam kerangka kerja sistem ada 4 katagori jasa secara luas yang dapat disediakan untuk para pelanggan keuangan mikro:
1. Intermediasi finansial, atau penyediaan produk dan jasa keuangan seperti tabungan, kredit, asuransi, kartu kredit dan sistem pembayaran.
2. Intermediasi sosial, atau proses pengembangan modal manusia dan sosial yang dibutuhkan oleh intermediasi finansial berkelanjutan bagi masyarakat miskin.
3. jasa pengembangan usaha, atau jasa non-keuangan yang membantu pengusaha mikro.
4. layanan sosial, atau jasa bukan keuangan yang memusatkan perhatian pada kesejahteraan pengusaha mikro.

Tingkatan penyediaan masing-masing jasa atau layanan oleh LKM bergantung pada pendekatan yang ditempuh, apakah “minimalis” atau “utuh.”



Beberapa pendekatan keuangan mikro

Sebagai berikut informasi tentang beberapa pendekatan keuangan mikro yang paling terkenal. Pendekatan yang disajikan adalah :
1. Pemberian kredit individu diartikan sebagai penyediaan kredit kepada perseorangan yang bukan anggota kelompok yang bersama-sama bertanggung jawab untuk pembayaran kembali kredit

2. Pemberian kredit solidaritas Grameen Bank diperuntukan untuk melayani para wanita pedesaan yang tidak memiliki tanah yang ingin membiayai kegiatan yang menghasilkan pendapatan.

3. Pemberian kredit kelompok solidaritas Amerika Latin memberikan kredit ke per-seorangan anggota kelompok dari 4 sampai dengan 7 orang.

4. Perbankan desa merupakan asosiasi kredit dan tabungan yang dikelola komunitas untuk menyediakan akses atas jasa keuangan didaerah pedesaan, membangun kelompok mandiri komunitas, dan membantu para anggota menghimpun tabungan

5. Bank pedesaan mandiri didirikan dan dikelola oleh komunitas desa. Mereka berbeda dengan bank desa dimana mereka melayani kebutuhan desa secara menyeluruh, tidak hanya kelompok dari 30 sampai dengan 50 orang.

Grameen's Games

Hari Ke-1 ( Rabu)
• Beli snack dipasar atjeh dengan harga Rp 8.500. Snack tersebut dibungkus dengan plastik kecil yang dibeli dengan harga Rp 1.500. Menghasilkan 21 bungkus, dijual 1000/ bungkus.
Keuntungan kotor : Rp.17.000, 4 bungkus tidak laku pada hari pertama

Hari Ke-2 (Kamis)
• Dengan uang Rp.17.000, saya membuat puding coklat
- 2 Bungkus agar-agar Rp 5.000
- 2 Susu sachet Rp 3.000
- 1 Batang coklat Rp 3.000
- 2 Butir telur Rp 2.000
- Gula Rp 3.000
- Vanili Rp 1.000 +
TOTAL Rp 17.000

Menghasilkan 11 cetakan puding mini dengan harga jual Rp 3.000/puding. keuntungan Rp 33.000. Pada hari itu juga snack pada hari pertama laku terjual. Sehingga total margin bertambah menjadi Rp 37.000

Hari Ke-3 (Jum’at)
• Dengan uang sebesar Rp 37.000, saya membeli snack lagi seperti hari pertama.
- 3 Bungkus snack @ Rp 8.500 x 3 : Rp 25.500
- Air mineral 1 dus : Rp 11.500 +
TOTAL Rp 37.000

Snack 3 bungkus menghasilkan 62 bungkus, harga jual 1000/bungkus. Pada hari itu hanya laku 48 bungkus x 1000 = Rp 48.000, sedangkan air mineral laku 24 gelas x 750 = Rp 18.000.

Margin pada hari itu sebesar Rp 48.000 + Rp 18.000 = Rp 66.000
Sisa dagangan snack = 14 bungkus.
Sedangkan air mineral tersisa 8 gelas (karena ada beberapa yamg dikonsumsi pribadi)

Hari Ke-4 (Sabtu)
• Snack pada hari ke-3 sudah habis terjual sehingga saya memperoleh tambahan uang sebesar Rp 14.000 dari snack dan Rp 6.000 dari air mineral.
- Dana hari ke-3 Rp 66.000
- Uang penjualan snack Rp 14.000
- Uang penjualan air mineral Rp 6000 +
TOTAL Rp 86.000


Hari Ke-5 (minggu)
• Dengan modal Rp 86.000, saya mencoba membuat omellet dengan bahan:
- 18 Butir telur Rp 18.000
- Keju Rp 10.000
- Sosis Sapi Rp 12.000
- Bawang putih Rp 2.000
- Bawang Merah Rp 2.000
- Cabe Rp 2.000
- Kentang 1 Kg Rp 5.000
- Tomat Rp 3.000
- Plastik Rp 2.000
- Margarin Rp 3.800
- Abon Rp 6.000 +
TOTAL Rp 65.800

Uang sisa Rp 86.000 – Rp 65.800 = Rp 20.200

Dari bahan-bahan tersebut diatas, saya berhasil membuat 21 bungkus omellet dengan harga jual Rp 8000/bungkus. Pada hari itu saya dan teman-teman kelaut dan omelet terjual sebanyak 19 bungkus sehingga mengumpulkan Rp 152.000, 2 nya lagi saya konsumsi pribadi.

Uang tersisa setelah membuat omellet adalah Rp 20.200
Hasil penjualan omellet Rp 152.000 +
TOTAL Rp 172.200


Sehingga margin akhir adalah Rp 172.200
Pinjaman modal awal Rp 10.000 -
TOTAL Rp 162.200


Jadi, keuntungan bersih adalah Rp 162.200